Selasa, 17 Desember 2019

Artikel Ilmiah Populer



Jadilah Dirimu Sendiri 




         “Ngomong dong!”
“Gak usah minder.”
 “Hal kayak gini jangan dianggap serius.”
“Putusin urat malu lo!”
 “Main keluar lah, masa di kamar terus.”

Apakah beberapa dari komentar ini terdengar familiar? Jika demikian, mungkin Anda adalah seorang introvert. Banyak introvert memiliki ingatan yang menyakitkan tentang diberitahu untuk mengubah perilaku mereka dan bertindak lebih seperti teman-teman mereka yang ekstrovert. Pesan-pesan semacam ini mungkin dimulai ketika para introvert masih muda dan berlanjut hingga mereka dewasa. Setelah bertahun-tahun diberi tahu bahwa mereka perlu berubah, banyak introvert percaya bahwa ada sesuatu yang salah dengan mereka. Mereka mulai bertanya-tanya mengapa mereka menjadi pribadi yang tertutup rapat, tidak suka obrolan ringan, dan lebih memilih untuk bekerja dibalik layar daripada dipaksa untuk memberikan sebuah pidato. Beberapa introvert beranggapan bahwa mereka tidak normal. Mereka membawa beban ini bersama mereka dan percaya bahwa kondisi mereka adalah sebuah cacat, rahasia yang memalukan, atau hambatan yang harus diatasi.

Menurut Susan Cain, penulis buku Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking, stigma dan perlakuan tak adil pada pribadi-pribadi introvert sudah berlangsung sejak abad ke-19 dan makin parah di awal abad ke-20. Bahkan menimpa hampir separuh manusia di muka bumi yang pada dasarnya adalah introvert. Introvert umumnya disalahpahami oleh masyarakat. Secara alami, mereka tidak membenci orang. Mereka tidak duduk sepanjang hari di kamar mereka, mengutuk dunia, dan menghindari sinar matahari. Introvert dapat meluncurkan startup, menciptakan karya seni brilian, dan menjadi pimpinan perusahaan besar atau pengurus organisasi nirlaba.
                       
Meskipun introvert adalah kelompok yang beragam, mereka cenderung berbagi sifat-sifat tertentu. Orang introvert menikmati kesendirian dan suka bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil. Mereka berpikir sebelum berbicara, cenderung menyembunyikan emosi mereka, dan lebih suka percakapan mendalam daripada obrolan ringan. Mereka sering menghargai privasi dan tidak membagikan informasi tentang diri mereka secara terbuka. Introvert menghargai waktu tenang, tetapi mereka juga menikmati bersosialisasi dalam kelompok kecil dengan orang-orang yang mereka kenal dan percayai. Mereka dapat berbicara panjang lebar tentang hal-hal yang mereka sukai. Banyak introvert merasa sendirian, seolah-olah mereka adalah satu-satunya yang tidak "cocok" dengan kerumunan ekstrovert. Padahal penelitian menunjukkan bahwa 1/3 dari populasi dunia adalah introvert. Jika angka ini menurut Anda terlalu tinggi, kemungkinan besar karena begitu banyak introvert yang menyamar sebagai ekstrovert. Pada kenyataannya, sesama orang introvert ada di mana-mana, bahkan mungkin tetangga sebelah. Intinya introvert tidak sendirian. Tak terhitung orang lain yang juga berjuang dengan ketakutan dan kecemasan yang sama di sekolah dan tempat kerja.

Sebagai contoh, beberapa introvert mengungkapkan bahwa mereka menganggap berbicara Panjang lebar itu menakutkan. Teman SMA saya mengatakan dia selalu menundukan kepala saat ada guru yang ingin menunjuk siswanya untuk bicara di depan kelas, atau pura-pura mengutak-atik ponselnya untuk menghindari percakapan. Saya sendiri juga pernah merasa mual  dan gelisah sebelum presentasi. Akan tetapi, jika gagasan untuk meningkatkan keterampilan sosial Anda dan menjadi lebih ekstrovert membuat Anda takut, Anda tidak perlu melakukannya. Ketika kita mengatakan tidak masalah menjadi seorang introvert, kita harus bersungguh-sungguh! Tidak benar bahwa orang introvert tidak menyukai orang. Bahkan, introvert cenderung memiliki pertemanan yang berlangsung lebih lama daripada teman-teman ekstrovert mereka.
                                                                      
Orang ekstrovert cenderung menjalin persahabatan dengan hampir semua orang yang mereka temui. Memang hal ini kadang membuat kita iri, tetapi banyak dari hubungan itu sebenarnya tidak sedalam kelihatannya. Faktanya, ekstrovert cenderung memiliki jaringan luas dari ratusan orang yang hampir tidak mereka kenal, sementara introvert cenderung memiliki hubungan yang lebih dekat dengan jumlah orang yang lebih sedikit. Itu bisa menguntungkan. Saat Anda menjalin hubungan yang dekat dan langgeng, Anda cenderung dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar dapat Anda andalkan. Dan, karena Anda meluangkan waktu untuk mengenal orang-orang itu pada level yang dalam, Anda akan mampu melakukan percakapan yang benar-benar mendalam dan saling memperkaya, bukan hanya obrolan ringan.
           
Karena introvert berpikir dengan hati-hati tentang cara melakukan sesuatu, mereka seringkali berprestasi tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya introvert yang sukses dan terkenal sepanjang sejarah. Contoh introvert yang terkenal termasuk penulis buku Harry Potter, J.K. Rowling; mantan Presiden Amerika, Abraham Lincoln dan Barack Obama; komposer klasik, Frederic Chopin; fisikawan jenius, Albert Einstein; pengusaha visioner, Elon Musk; investor miliarder, Warren Buffet; dan, menurut banyak kisah, bahkan Mahatma Gandhi. Tapi itu nyaris tidak menggores permukaan. Anda dapat dengan mudah menghitung mayoritas penulis, artis, dan musisi dunia sebagai introvert dan banyak yang mengatakannya secara terbuka.

Introvert sering berharap mereka bisa mengubah diri mereka. Padahal ada kekuatan luar biasa dalam penerimaan diri. Begitu introvert berhenti mencoba melawan sifat alami mereka, mereka akan merasa terbebaskan dan lebih sadar akan bagaimana cara memaksimalkan bakat alami mereka. Langkah pertama untuk merasa nyaman menjadi diri Anda? Buang keyakinan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Anda. Belajar menjadi bahagia berarti menerima siapa diri Anda. Jika Anda suka mengelilingi diri Anda dengan sekelompok besar teman dan menghadiri setiap pesta yang Anda bisa, keren. Tapi sama-sama tidak apa-apa untuk lebih suka menghabiskan waktu di rumah memasak atau membaca buku yang bagus, Anda harus menjalani hidup Anda seperti yang Anda inginkan agar bahagia. Jadi lain kali seseorang mengatakan Anda tidak normal karena menghabiskan begitu banyak waktu sendirian, atau tidak dapat memahami kenapa Anda menolak ajakan mereka untuk nongkrong, katakan saja yang sejujurnya, “Ya, saya memang kurang menyukai keramaian, dan itu tidak apa-apa.” Karena memang demikian. Anda akan lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih percaya diri setelah Anda menjalani hidup Anda seperti yang Anda inginkan.