PR Harus Ditiadakan
Benarkah pekerjaan rumah
sangat dibutuhkan siswa? Ketika seorang siswa pulang, mereka biasanya duduk di
meja dan mengeluarkan PR mereka. Tumpukan kertas naik sampai ke langit-langit. PR
secara historis diberikan kepada siswa untuk memperkuat apa yang mereka
pelajari di sekolah dan membantu mereka memahami materi dengan lebih baik.
Namun, ternyata pekerjaan rumah tidak bermanfaat dan malah menjadi
kontraproduktif. Menurut saya murid tidak perlu diberikan PR oleh gurunya. Adanya
pekerjaan rumah dapat mengganggu kesehatan dan mengurangi aktivitas sosial
siswa.
Salah satu dampak buruk pekerjaan
rumah adalah terganggunya kesehatan siswa, baik fisik maupun mental.
Mengerjakan PR dapat menyebabkan kurang tidur, sakit kepala, kelelahan dan
penurunan berat badan. Pada tahun 2013, penelitian yang dilakukan di Stanford
University menemukan bahwa siswa berprestasi tinggi menghabiskan terlalu banyak
waktu untuk pekerjaan rumah. Mereka mengalami lebih banyak stres, masalah
kesehatan fisik, kurangnya keseimbangan dalam kehidupan mereka, dan
keterasingan dari masyarakat. Adanya PR juga dapat mengakibatkan kebiasaan
makan yang buruk, karena siswa lebih memilih memakan junk food sebagai
alternatif yang lebih cepat. Lebih baik waktu untuk mengerjakan PR dipakai
siswa untuk berolahraga. Kalau badan sehat menyerap pelajaran akan lebih mudah.
Selain itu, pekerjaan rumah dapat memengaruhi
kehidupan sosial siswa secara negatif. Kegiatan ekstrakurikuler dan waktu luang
memberi siswa kesempatan untuk menyegarkan pikiran dan tubuh mereka. Namun karena
adanya PR siswa memiliki lebih sedikit waktu untuk dihabiskan bersama keluarga
dan teman-teman mereka. Ini dapat membuat mereka merasa terisolasi. Tanpa waktu
untuk bersosialisasi dan bersantai, siswa menjadi semakin stres. Mengerjakan PR akan mengurangi waktu anak-anak
berkumpul dengan keluarga, teman dan mengikuti ekstrakurikuler. Hal ini seperti
diungkapkan oleh Etta Kralovec dan John Buell bahwa PR merupakan gangguan
kebersamaan anak-anak dengan keluarga dan kehidupan sosialnya.
Sebuah riset tentang PR
pernah dilakukan oleh Harris Cooper, Profesor Psikologi di Duke University pada
tahun 2006. Dia menemukan bukti bahwa ada hubungan positif antara PR dan
prestasi siswa. Siswa yang mengerjakan PR memiliki prestasi di sekolah yang
lebih baik. Namun, risetnya hanya berfokus pada prestasi akademik saja,
misalnya nilai ujian atau nilai tes. Dalam penelitiannya, Cooper juga
mendapatkan kenyataan bahwa PR sangat melelahkan anak. Dari sudut pandang guru,
setiap pendidik selalu menginginkan peserta didiknya mengalami ketuntasan dalam
belajar. Ketuntasan ini tidak tercukupi oleh waktu yang disediakan jam belajar
di sekolah. Oleh karena itu, guru merasa perlu memberikan PR. Padahal, bisa
jadi penyebabnya adalah metode belajar yang kurang variatif. Bisa juga karena
minimnya sarana belajar, pelatihan guru yang minim, dan kurangnya
infrastruktur-infrastruktur pendidikan.
Daftar Rujukan
Fauzi, Ali. Inilah
Risiko Jika PR Ditiadakan. Siapkah Kita?
21 November 2016
Ungaling Dian, Intan.
Terlalu Banyak PR Bikin Kesehatan Tubuh dan Kejiwaan Anak-anak Buruk, Orang Tua
Juga Ikut Stres. 28 Agustus 2019
Febriansyah. Apakah Pekerjaan Rumah Bermanfaat untuk Siswa? 5 Maret 2019
Melalui https://tirto.id/apakah-pekerjaan-rumah-bermanfaat-untuk-siswa-diu5
