Jadilah
Dirimu Sendiri
“Ngomong
dong!”
“Gak
usah minder.”
“Hal kayak gini jangan dianggap serius.”
“Putusin
urat malu lo!”
“Main keluar lah, masa di kamar terus.”
Apakah
beberapa dari komentar ini terdengar familiar? Jika demikian, mungkin Anda
adalah seorang introvert. Banyak introvert memiliki ingatan yang
menyakitkan tentang diberitahu untuk mengubah perilaku mereka dan bertindak
lebih seperti teman-teman mereka yang ekstrovert. Pesan-pesan semacam ini
mungkin dimulai ketika para introvert masih muda dan berlanjut hingga
mereka dewasa. Setelah bertahun-tahun diberi tahu bahwa mereka perlu berubah,
banyak introvert percaya bahwa ada sesuatu yang salah dengan mereka.
Mereka mulai bertanya-tanya mengapa mereka menjadi pribadi yang tertutup rapat,
tidak suka obrolan ringan, dan lebih memilih untuk bekerja dibalik layar
daripada dipaksa untuk memberikan sebuah pidato. Beberapa introvert beranggapan
bahwa mereka tidak normal. Mereka membawa beban ini bersama mereka dan percaya
bahwa kondisi mereka adalah sebuah cacat, rahasia yang memalukan, atau hambatan
yang harus diatasi.
Menurut Susan Cain, penulis buku Quiet:
The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking, stigma dan
perlakuan tak adil pada pribadi-pribadi introvert sudah berlangsung
sejak abad ke-19 dan makin parah di awal abad ke-20. Bahkan menimpa hampir
separuh manusia di muka bumi yang pada dasarnya adalah introvert. Introvert
umumnya disalahpahami oleh masyarakat. Secara alami, mereka tidak membenci
orang. Mereka tidak duduk sepanjang hari di kamar mereka, mengutuk dunia, dan
menghindari sinar matahari. Introvert dapat meluncurkan startup,
menciptakan karya seni brilian, dan menjadi pimpinan perusahaan besar atau
pengurus organisasi nirlaba.
Meskipun
introvert adalah kelompok yang beragam, mereka cenderung berbagi
sifat-sifat tertentu. Orang introvert menikmati kesendirian dan suka
bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil. Mereka berpikir sebelum berbicara,
cenderung menyembunyikan emosi mereka, dan lebih suka percakapan mendalam
daripada obrolan ringan. Mereka sering menghargai privasi dan tidak membagikan
informasi tentang diri mereka secara terbuka. Introvert menghargai waktu
tenang, tetapi mereka juga menikmati bersosialisasi dalam kelompok kecil dengan
orang-orang yang mereka kenal dan percayai. Mereka dapat berbicara panjang
lebar tentang hal-hal yang mereka sukai. Banyak introvert merasa
sendirian, seolah-olah mereka adalah satu-satunya yang tidak "cocok"
dengan kerumunan ekstrovert. Padahal penelitian menunjukkan bahwa 1/3 dari
populasi dunia adalah introvert. Jika angka ini menurut Anda terlalu
tinggi, kemungkinan besar karena begitu banyak introvert yang menyamar
sebagai ekstrovert. Pada kenyataannya, sesama orang introvert ada
di mana-mana, bahkan mungkin tetangga sebelah. Intinya introvert tidak
sendirian. Tak terhitung orang lain yang juga berjuang dengan ketakutan dan
kecemasan yang sama di sekolah dan tempat kerja.
Sebagai
contoh, beberapa introvert mengungkapkan bahwa mereka menganggap berbicara
Panjang lebar itu menakutkan. Teman SMA saya mengatakan dia selalu menundukan
kepala saat ada guru yang ingin menunjuk siswanya untuk bicara di depan kelas,
atau pura-pura mengutak-atik ponselnya untuk menghindari percakapan. Saya
sendiri juga pernah merasa mual dan
gelisah sebelum presentasi. Akan tetapi, jika gagasan untuk meningkatkan
keterampilan sosial Anda dan menjadi lebih ekstrovert membuat Anda
takut, Anda tidak perlu melakukannya. Ketika kita mengatakan tidak masalah
menjadi seorang introvert, kita harus bersungguh-sungguh! Tidak benar
bahwa orang introvert tidak menyukai orang. Bahkan, introvert cenderung memiliki
pertemanan yang berlangsung lebih lama daripada teman-teman ekstrovert
mereka.
Orang
ekstrovert cenderung menjalin persahabatan dengan hampir semua orang
yang mereka temui. Memang hal ini kadang membuat kita iri, tetapi banyak dari
hubungan itu sebenarnya tidak sedalam kelihatannya. Faktanya, ekstrovert
cenderung memiliki jaringan luas dari ratusan orang yang hampir tidak mereka
kenal, sementara introvert cenderung memiliki hubungan yang lebih dekat
dengan jumlah orang yang lebih sedikit. Itu bisa menguntungkan. Saat Anda
menjalin hubungan yang dekat dan langgeng, Anda cenderung dikelilingi oleh
orang-orang yang benar-benar dapat Anda andalkan. Dan, karena Anda meluangkan
waktu untuk mengenal orang-orang itu pada level yang dalam, Anda akan mampu
melakukan percakapan yang benar-benar mendalam dan saling memperkaya, bukan
hanya obrolan ringan.
Karena
introvert berpikir dengan hati-hati tentang cara melakukan sesuatu,
mereka seringkali berprestasi tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya introvert
yang sukses dan terkenal sepanjang sejarah. Contoh introvert yang terkenal
termasuk penulis buku Harry Potter, J.K. Rowling; mantan Presiden Amerika,
Abraham Lincoln dan Barack Obama; komposer klasik, Frederic Chopin; fisikawan
jenius, Albert Einstein; pengusaha visioner, Elon Musk; investor miliarder,
Warren Buffet; dan, menurut banyak kisah, bahkan Mahatma Gandhi. Tapi itu
nyaris tidak menggores permukaan. Anda dapat dengan mudah menghitung mayoritas
penulis, artis, dan musisi dunia sebagai introvert dan banyak yang
mengatakannya secara terbuka.
Introvert
sering berharap mereka bisa mengubah diri mereka. Padahal ada kekuatan luar
biasa dalam penerimaan diri. Begitu introvert berhenti mencoba melawan
sifat alami mereka, mereka akan merasa terbebaskan dan lebih sadar akan
bagaimana cara memaksimalkan bakat alami mereka. Langkah pertama untuk merasa
nyaman menjadi diri Anda? Buang keyakinan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Anda.
Belajar menjadi bahagia berarti menerima siapa diri Anda. Jika Anda suka
mengelilingi diri Anda dengan sekelompok besar teman dan menghadiri setiap
pesta yang Anda bisa, keren. Tapi sama-sama tidak apa-apa untuk lebih suka
menghabiskan waktu di rumah memasak atau membaca buku yang bagus, Anda harus
menjalani hidup Anda seperti yang Anda inginkan agar bahagia. Jadi lain kali
seseorang mengatakan Anda tidak normal karena menghabiskan begitu banyak waktu
sendirian, atau tidak dapat memahami kenapa Anda menolak ajakan mereka untuk
nongkrong, katakan saja yang sejujurnya, “Ya, saya memang kurang menyukai
keramaian, dan itu tidak apa-apa.” Karena memang demikian. Anda akan lebih
bahagia, lebih sehat, dan lebih percaya diri setelah Anda menjalani hidup Anda
seperti yang Anda inginkan.












